Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Safety Equipment (Alat Keselamatan) di Kapal

Safety Equipment (Alat Keselamatan) di Kapal

Penjelasan SOLAS Mengenai Alat Keselamatan

(www.kapaldanlogistik.com) Mungkin kecelakaan kapal titanic adalah salah satu kecelakaan yang cukup viral sepanjang kecelakaan kapal lainnya sehingga dibuatkan sampai dibuatkan filmnya. Berdasarkan beberapa kecelakaan kapal yang terjadi, maka badan organisasi PPB melalui IMO mengeluarkan SOLAS (Safety Of Life At Sea) yang menjadi pedoman dan memberikan syarat-syarat agar dipenuhi oleh setiap kapal penumpang serta semua kapal dengan ukuran GT > 250 ton. Namun untuk kapal-kapal dengan ukuran GT < 250 ton dapat mengikuti persyaratan-persyaratan keselamatan dari otoritas negara bendera. Namun pada umumnya, peraturan keselamatan yang dikeluarkan oleh otoritas negara bendera juga tetap mengambil refrensi dari peraturan SOLAS itu sendiri.

Sejak SOLAS dibuat terdapat perubahan, penambahan dan penyempurnaan dari substansinya dari tahun ke tahun dengan berdasar pada kejadian kecelakaan yang terjadi selama ini. SOLAS terdiri dari 12 Bab dan lampiran yakni mulai dari ketentuan umum hingga tambahan peraturan untuk kapal curah. Pada BAB 3 SOLAS mengkhususkan dalam menjelaskan alat keselamatan dan pengaturannya diatas kapal. Berikut ini akan dijelaskan mengenai Safety Equipment (Alat Keselamatan) di Kapal.

Lihat >>> Cara Pencegahan Kebakaran di Atas Kapal

Daftar Alat Keselamatan di Kapal

Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, alat keselamatan yang berada dikapal dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu alat penolong perorangan, survival craft dan alat perbantuan pertolongan. Berikut adalah alat-alat keselamatan yang berada di dalam kapal:

1. Lifebuoys

Lifebuoy itu sendiri merupakan ban pelampung yang digunakan untuk menolong orang yang tercebur ke laut. Lifebuoy ini dilengkapi dengan tali sepanjang 27,5 meter dan ada yang dilengkapi dengan smoke signal dan lampu yang dapat menyala. Penempatan pelampung ini ditempatkan pada tempat yang paling tinggi di kapal, untuk pelampung dengan tali penyelamat ditempatkan pada lokasi yang sering banyak orang dan mudah dilihat disetiap sisi kapal, dan setidaknya harus ada 1 yang ditempatkan pada sisi buritan kapal. 

Tidak kurang dari setengah jumlah pelampung ini harus dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri. Catatan penting yang harus dilakukan adalah bahwa penyimpanan Lifebuoy/Pelampung ini tidak disimpan secara permanen dalam arti bahwa Lifebuoy harus bisa digunakan dalam keadaan apapun.

Alat kesemalatan kapal

2. Life Jackets

Baju pelampung ini merupakan hal yang harus dipenuhi sesuai dengan syarat SOLAS untuk melindungi keselatan Crew/ penumpang ketika terjadi kecelakaan kapal. Baju pelampung ini harus berwarna terang (orange) dan ditambahkan dengan material yang reflective sehingga dapat terlihat dalam keadaan gelap sekalipun. Jumlah life jacket yang dibawa harus sesuai jumlahnya dengan jumlah orang yang onboard di atas kapal. Sebagai tambahan pada kapal penumpang (menurut SOLAS):

  • Untuk kapal penumpang yang berlayar kurang dari 24 jam, jumlah Infant life jackets (life jackets untuk bayi) setidaknya sejumlah 2,5% dari jumlah penumpang yang naik di kapal
  • Untuk kapal penumpang yang berlayar lebih dari 24 jam, jumlah Infant life jackets (life jackets untuk bayi) harus tersedia untuk semua bayi yang onboard
  • Jumlah life jacket untuk anak kecil setidaknya harus berjumlah 10% dari jumlah orang yang onboard diatas kapal
  • Sejumlah life jacket harus dibawa dan disiapkan untuk personil jaga dan harus disimpan dalam bridge, engine control room, dan beberapa lokasi di kapal lainnya untuk personil jaga
  • Jika life jacket untuk orang dewasa dengan berat melebihi 140 kg dan lingkar dada 1.750mm, maka harus disiapkan aksesoris yang sesuai untuk mengamankan orang tersebut.

Sebagai catatan bahwa penempatan Life Jacket ini harus disimpan pada tempat yang mudah diakses dan tidak dimudah untuk diambil sewaktu-waktu terjadi kecelakaan.

Alat kesemalatan kapal

3. Immersion Suit

Untuk kapal yang berlayar pada musim dingin, Immersion Suit harus disiapkan yang mana Baju ini berguna untuk orang yang menceburkan diri di suhu yang rendah. Baju Immersion Suit ini harus dapat melindungi panas tubuh dengan baik. 

Alat kesemalatan kapal

4. Sekoci (Lifeboat)

Lifeboat ini adalah boat penolong dengan kapasitas sesuai dengan jumlah orang/penumpang dengan beberapa perlengkapan survival yang berada di dalamnya. Sekoci ini digunakan ketika terjadi kecelakaan pada kapal sehingga orang harus berpindah dari kapal ke alat penolong ini. Dalam peluncuran/penurunan sekoci ini dibutuhkan alat bernama dewi-dewi atau davits. Persyaratan dari sekoci ini adalah harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat diluncurkan dalam waktu sesingkat mungkin dan dapat diturunkan dengan mudah, cepat dan aman meskipun memiliki kemiringan 15°.

Alat kesemalatan kapal

5. Liferaft (Rakit Penolong)

Liferaft merupakan alat yang digunakan sebagai survival craft selain sekoci berupa rakit penolong yang terbuka setelah dilemparkan ke laut. Liferaft ditempatkan di sisi-sisi kapal sesuai dengan kapasitas penumpang. Penurunan liferaft ini harus bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Liferaft ini sebaiknya ditempatkan dengan ruang akomodasi dan ruang pelayanan sehingga dapat menjamin keamanan dalam peluncurannya dan mudah diakses oleh orang. Sama halnya dengan sekoci, di dalam liferaft ini juga terdapat alat perlengkapan survival untuk orang sehingga dapat bertahan hidup, menunggu adanya perbantuan dari pihak luar. 

Alat kesemalatan kapal

6. Distress Red Flare

Red Flare itu sendiri merupakan salah satu alat perbantuan pertolongan yang berfungsi untuk mengeluarkan cahaya sehingga dapat menunjukkan posisi orang yang menggunakannya. 

Alat kesemalatan kapal

7. Parachute Signal

Parachute Signal digunakan untuk memberitahukan posisi pemakai dengan jangkauan pengamatan yang lebih jauh daripada Distress Red Flare. Cara penggunaannya yaitu dengan cara mengaktifkan pemicu sehingga parasut akan terlempar ke udara yang kemudian secara perlahan-lahan turun dengan mengeluarkan cahaya merah sehingga dapat memberikan signal kepada kapal lain yang melewatinya dari kejauhan.

Alat kesemalatan kapal

8. Smoke Signal

Smoke signal sama halnya seperti Red Flare yang menunjukkan posisi pemakai, namun smoke signal ini mengeluarkan asap sehingga dapat menotifikasi pihak lain disekitarnya dan biasanya digunakan pada siang hari karena tidak memancarkan cahaya.

Alat kesemalatan kapal

9. Line Throwing Apparatus

Alat ini digunakan untuk melemparkan tali sehingga dapat menghubungkan antara kapal dan juga lifeboat/liferaft yang sedang membutuhkan pertolongan. 

Alat kesemalatan kapal

10. EPIRB

Alat yang biasa terpasang di anjungan kapal yang berfungsi untuk memancarkan signal bahaya ketika kapal terjadi kecelakaan/tenggelam. 

Alat kesemalatan kapal


Post a Comment for "Safety Equipment (Alat Keselamatan) di Kapal"

Random Posts