Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara dan Proses Membangun Kapal

Cara dan Proses Membangun Kapal

(www.kapaldanlogistik.com) Cara dan Proses Membangun KapalPembangunan kapal adalah proses yang kompleks dan membutuhkan banyak tahapan. Beberapa langkah umum dalam proses pembangunan kapal meliputi tahap Perencanaan, Konstruksi, Pengujian, Penyelesaian, hingga Delivery. Pembangunan kapal dilakukan oleh perusahaan galangan kapal yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam membangun kapal. 

Lantas apa saja proses dan tahapan cara membangun sebuah kapal? Apakah sama dengan membangun sebuah rumah dalam proses pengerjaannya? Disini akan dijelaskan bagaimana cara dan proses dalam membangun sebuah kapal.

Lihat >>> Daftar Galangan Kapal di Indonesia dan Fasilitasnya

Bagaimana Cara Membuat Kapal??

Dalam membangun kapal sekarang ini biasanya menerapkan sistem block assembling. Block assembling system yaitu cara membangun kapal dengan menggabungkan blok - blok yang nantinya akan dilas untuk penggabungannya sehingga menjadi satu kapal yang utuh. Dengan sistem block assembling ini, Kapal dibagi ke dalam beberapa bagian, tergantung pada panjang kapal, fasilitas galangan dan kapasitas crane yang ada di galangan pembangun (shipyard) tersebut. Bagian-bagian yang digabungkan ini disebut dengan blok, unit, atau sub-assembly. 

Pada setiap pembangunan masing-masing blok tersebut tidak saling bergantungan / berhubungan dimana pembangunan setiap blok itu dapat dilakukan secara independent atau terpisah dengan yang lainnya. Setelah proses fabrikasi selesai maka blok-blok yang dibuat tersebut nantinya akan diposisikan ke building berth dan kemudian dilas antara yang satu dengan yang lainnya. Proses penggabungan tiap blok ini dimulai dengan bagian bawah (bottom) lalu bagian sisi dan terakhir adalah bagian konstruksi geladak. Dalam pengerjaan perlengkapan kapal bisa dilaksanakan setelah penyelesaian konstruksi badan kapal, akan tetapi untuk dapat mempercepat proses pembuatan kapal maka proses perlengkapan kapal itu dapat dilakukan pada saat pembangunan blok itu sendiri. 

Skema Proses Pembangunan Kapal

Tahapan Pembangunan Kapal

1. Keel Laying

Keel Laying merupakan tahap pendahuluan dalam pembangunan suatu kapal baru dan proses ini bersifat simbolik dari awal pembangunan kapal. Keel adalah lunas atau bisa disebut pondasi dari struktur kapal. Terdapat 2 jenis keel (lunas) yakni lunas batang dan lunas pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal terbuat dari kayu, sedangkan lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Keel Laying merupakan kegiatan peletakkan lunas dalam proses pembangunan kapal dan biasanya dilakukan ceremony oleh pemesan kapal (shipowner) karena menandakan hari kelahiran kapal.

Keel Laying

2. Fabrikasi

Fabrikasi merupakan tahap awal dalam proses pembangunan kapal dengan memproduksi komponen-komponen untuk konstruksi lambung kapal di bengkel fabrikasi. Sebelum proses fabrikasi, maka material yang ada dilakukan identifikasi dengan mengecek plat number sesuai dengan daftar pada class yang dipakai. Kemudian di bengkel fabrikasi, material pelat dan profil yang masuk harus di treatment terlebih dahulu dengan di shot blasting atau flame treatment untuk menghilangkan lapisan millscale yang ada pada lapisan material. Millscale ini harus dihilangkan karena ketika dilakukan pengecatan nantinya daya rekat cat pada plat tidak baik begitu juga ketika dilakukan pengelasan akan menghasilkan kualitas yang tidak baik (bahkan bisa menimbulkan cacat las)

Proses fabrikasi terdiri dari beberapa treatment pada material plat seperti pelurusan, marking, cutting dan bending.

a. Pelurusan (Straightening) 

Pelurusan (straightening) dilakukan untuk meluruskan material plat akibat adanya deformasi/ bengkok yang terjadi saat pengangkutan atau penyimpanan material di gudang. Treatment ini dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi misalignment saat dilakukan pengelasan nantinya. Straightening ini dilakukan dengan menggunakan mesin roll sehingga memberikan tekanan kepada material plat agar dapat kembali ke bentuk semula.

Pelurusan (Straightening)

b. Penandaan (Marking) 

Penandaan (marking) pada material plat dilakukan dengan tujuan agar dalam proses pemotongan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Penandaan (Marking)

c. Pemotongan (Cutting)

Proses pemotongan dilakukan setelah material plat telah dimarking. Apabila marking tersebut telah disetujui oleh QA (Quality Assurance) maka pemotongan dapat dilakukan.  Proses pemotongan pelat dengan menggunakan gas (oxidation) cutter atau plasma cutting machine. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati yaitu dengan memperhatikan sudut potong, kecepatan potong, dan tebal pelat yang akan di potong.

Pemotongan (Cutting)

d. Pembentukan (Bending) 

Pada beberapa bagian kapal terdapat bagian yang melengkung (curve) sehingga material plat perlu dilakukan pembentukan/ pembengkokan dengan cara di bending menggunakan bending machine. 

Pembentukan (Bending)

3. Sub-Assembly

Sub assembly adalah proses penggabungan komponen-komponen dari fabrikasi menjadi blok-blok kecil. Contoh pada proses sub assembly adalah pembuatan sekat, pembuatan web frame, penggabungan pelat dengan pelat. Pekerjaan pengelasan di bengkel sub assembly akan mengurangi jumlah pekerjaan pengelasan di bengkel assembly. Sebagai pegangan dalam pemeriksaan adalah working drawing, material list dan standar yang telah ditentukan. Dimana proses pengerjaannya dilakukan di bengkel sub-assembly, dalam proses ini mempunyai 3 tahap yaitu: 
  • Sub assembly sekat dengan stifner (penegak). 
  • Sub assembly web frame. 
  • Sub assembly pelat datar. 

Sub-Assembly

4. Assembly

Assembly adalah proses penggabungan bagian yang telah di sub-assembly untuk menjadi sebuah blok. Proses assembly dilakukan dalam beberapa proses pengerjaan, yaitu: 

a. Pembuatan Jig 

Jig adalah landasan untuk membentuk sebuah blok, dan merupakan pembentuk utama (forming) bagian atas dari blok. Jig dibuat berdasarkan bentuk permukaan bagian atas blok yang akan dibuat.

Pembuatan Jig

b. Proses Assembly

Setelah jig dibuat maka dilakukan perakitan pelat shell bagian atas blok (deck block) sesuai dengan bentuk jig. Setelah deck block selesai diteruskan dengan pemasangan penumpu geladak (deck beam). Pengaturan posisi tegak lurus pada deck beam dibantu dengan pelat siku, dan bila terjadi jarak (gap) antara deck beam dengan pelat datar maka dilakukan penekanan dengan menggunakan paju. Dalam proses juga dilakukan pemasangan web dan bracket. 

Tahap ini merupakan tahap perakitan blok/seksi yang berasal dari sub assembly dan bengkel fabrikasi. Pada tahap assembly ini pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan struktural, pemeriksaan hasil pengelasan, dan pemeriksaan deformasi. Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan adalah gambar kerja, material list, dan standar yang ditentukan. Pemeriksaan dalam tahap ini dilakukan oleh bengkel, Dalmut Divisi, Quality Control & Assurance serta badan klasifikasi.

Proses Assembly

5. Erection

Erection merupakan tahap akhir dari proses assembly. Pada erection ini dilakukan penggabungan blok-blok dari proses assembly menjadi sebuah lambung kapal utuh. Proses erection ini dimulai dari blok dasar ganda (double bottom) sampai keatas sampai bagian superstructure. 

Sebelum proses erection dilakukan, maka dilakukan pembalikan blok yang akan dierection. Setelah blok dibalik maka blok dierection. Pelaksanaan erection ini menggunakan crane untuk mengangkat blok-blok yang tersedia dan dilakukan penyesuaian agar blok ditempatkan pada posisi yang pas sehingga alignment dengan blok-blok lainnya.

ship erection

6. Launching

Launching merupakan tahap penurunan kapal dari galangan kapal ke air. Tahap ini dilakukan setelah lambung kapal telah terbentuk setelah proses erection dan telah dilakukan pengujian pada lambung kapal. Dalam peluncuran kapal ada dua yakni dengan sistem end launching dan side launching. Pada umumnya pembangunan suatu kapal dilakukan di darat, diatas seperangkat balok lunas (keelblocks). Yang mana balok-balok lunas ini, dapat dipasang pada suatu landasan beton permanen (building berth), atau dapat juga di tanah yang telah diperkuat. Ketika kapal akan diluncurkan, dipasanglah peralatan luncur pada building berth tadi. 

Setelah peralatan peluncuran siap, berat kapal dipindahkan dari balok-balok lunas ke sepatu luncur dan landasan luncur, sedang ujung darat kapal masih dalam keadaan terikat. Kemudian ikatan ujung ini segera dipotong atau dilepas dan kapal akan meluncur karena beratnya sendiri sampai terapung di air. Peluncuran ini disertai dengan upacara untuk memaknai proses meluncurnya kapal.

Launching

7. Sea Trial

Sea Trial dilakukan untuk mendemonstrasikan performance dan kemampuan kapal sesuai dengan spesifikasi yang diminta dari owner requirement. Test/ pengujian dalam sea trial ini antara lain

  • speed-power standardization test; 
  • economy power test; 
  • full power endurance test; 
  • ahead stering and maneuverability test; 
  • quick reversal astern and head reach; 
  • astern stering test; 
  • quick reversal ahead and stern reach; 
  • anchor windlass test; distilling plant test; dan 
  • callibration of navigation equipment.

Sea Trial Kapal

8. Delivery

Setelah dilakukan serangkaian test terhadap peralatan dan sea trial maka kapal akan diserahkan dari pihak galangan ke shipowner. Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak. Serah terima dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule). Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan atau sesuai dengan kontrak yang berlaku.

Delivery

Contoh Master Schedule Proses Pembangunan Kapal

Contoh Master Schedule Proses Pembangunan Kapal

Lihat >>> Jenis Dock Galangan Kapal dan Fungsinya

Proses pembangunan kapal dapat memakan waktu dari beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung pada ukuran dan kompleksitas kapal yang dibangun. Proses ini membutuhkan kerja sama antara tim insinyur, teknisi, dan pekerja lapangan untuk menyelesaikan kapal yang aman dan dapat diandalkan untuk digunakan di laut.

Post a Comment for "Cara dan Proses Membangun Kapal"

Random Posts