Sekilas Mengenal Bisnis Batubara (Coal Business)
(www.kapaldanlogistik.com) Mengenal Bisnis Batubara (Coal Business) - Batubara termal tetap menjadi sumber energi utama kedua setelah minyak dalam konsumsi energi primer. Pasar batubara kompetitif secara internasional, dengan arbitrase yang terjadi secara geografis dan juga dengan memadukan (blending) kadar batubara untuk memenuhi persyaratan khusus pelanggan. Tetapi seperti mineral lainnya, pasar batubara termal memiliki fitur unik dan konteks ekonominya sendiri. Secara khusus, pasar batubara dipengaruhi oleh faktor kebijakan eksternal di luar penawaran dan permintaan internasional dari produk batubara itu sendiri. Sebagai contoh Kebijakan keamanan energi dan kebijakan lingkungan dari negara importir dan eksportir utama sehingga mempengaruhi struktur dan evolusi pasar batubara.
Perdagangan batubara merupakan pasar trading dengan komoditas internasional yang cukup besar dan biasanya diperdagangkan melalui laut.
Dalam pasar perdagangan batubara dunia (coal trading market), Indonesia merupakan salah satu negara eksportir terbesar berdasarkan total tonase. Selain Indonesia, beberapa negara lain yang melakukan ekspor batubara terbesar diantaranya adalah Australia, Rusia, Kolombia dan Afrika Selatan.
Untuk masalah impor, buyer batubara dari negara Asia adalah mayoritas importir batubara berdasarkan total tonase. Salah satu negara asia yang menjadi importir batubara terbesar adalah Cina. Selain itu beberapa negara asia lainnya yang melakukan impor batubara adalah India, Jepang, Korea dan China Taipei. Selain negara asia tersebut, beberapa negara Eropa dan Mediterania juga merupakan buyer batubara yang cukup besar terutama Jerman, Inggris, dan Turki.
Lihat >>> Ketahui Istilah GAR, NAR, GAD Pada Batubara
Jenis Batubara Yang Diperdagangkan
Dalam pasar bisnis batubara (coal market), seorang pengguna batubara sangat penting untuk memahami batubara mana yang mereka beli dan kebutuhan pasokan mereka.
Batubara termal atau uap adalah sumber energi yang terutama terdiri dari karbon. Ada berbagai batubara dengan potensi energi yang bervariasi, dikelompokkan menjadi 4 grade (tingkatan) yang tergantung pada kandungan karbonnya dan energi yang tersedia untuk pembakaran. Batubara dengan grade yang lebih tinggi memiliki lebih banyak energi.
Ciri-ciri dari kualitas batubara yang memiliki grade dan kualitas yang baik adalah mempunyai nilai kalori dan kandungan karbon sangat tinggi, serta mengandung Moisture, ash dan sulphur contentnya yang sangat sedikit.
Berikut ini adalah urutan jenis batubara dari potensi energi/ kalori dari yang terendah hingga tertinggi:
- lignite (brown coal)
- sub-bituminous coal
- bituminous coal (black coal)
- Anthracite coal
Di Indonesia, batubara diproduksi dalam jumlah besar dengan beberapa jenis batubara baik kualitas rendah ataupun tinggi. Batubara bituminous dan sub-bituminous dengan peringkat lebih tinggi sebagian besar diekspor. Sedangkan batubara sub-bituminous dan lignit dengan grade yang lebih rendah digunakan untuk pasokan domestik. Pemerintah Indonesia sedang menetapkan penggunaan batubara grade rendah sebagai energi dan kebijakan batubara.
Harga batubara Indonesia dipublikasikan mingguan oleh Argus dan Coalindo sebagai Indonesian Coal Index (ICI). ICI diklasifikasikan menjadi 5 jenis berdasarkan nilai kalor, belerang, abu, kelembaban, dan ukuran.
Kandungan Kalori dan Kualitas Batubara
Pada dasarnya batubara dengan kalori yang tinggi memiliki efisiensi lebih baik karena pembakarannya menghasilkan emisi yang lebih rendah serta ramah lingkungan. Proses pemantangan batubara tersebut juga lebih lama dibanding dengan kalori yang lebih rendah. Oleh karena itu sebanding dengan kualitasnya yang baik, harga dari batubara dengan kalori tinggi tersebut lebih mahal dibandingkan dengan kalori rendah ataupun sedang.
Kualitas batu bara terdiri dari beberapa parameter yaitu Total Mouisture (TM), Inherent Moisuter (IM), Fixed Carbon (FC), Ash Content (AC), Volatile Matter (VM), Total Sulfur (TS), dan Calorie Value (CV). Parameter di atas sudah cukup bisa dijadikan patokan untuk menetukan kualitas dan klasifikasi batubara.
Batubara dengan kalori tinggi biasanya banyak digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) khususnya di pasar luar negeri. Produksi batubara di Indonesia yang memiliki nilai kalori yang lebih tinggi banyak diekspor ke luar negeri akibat tingginya permintaan atas batubara tersebut dibandingkan dengan penggunaan di Indonesia sendiri. Hal ini disebabkan karena Penggunaan batubara dengan nilai kalori yang tinggi tidak digunakan pada PLTU di Indonesia, dimana PLTU di Indonesia masih menggunakan batubara dengan kadar yang rendah atau sedang.
Hal Yang Mempengaruhi Nilai Kandungan didalam Batubara
Sebuah batubara berkalori tinggi dan mempunyai kualitas tinggi tidak akan sama dengan batubara yang berkalori rendah. Berikut ini adalah parameter yang mempengaruhi kualitas batubara:
- MOISTURE: Batubara dengan kalori tinggi mempunyai tingkat porositas yang kecil sehingga menyebabkan moisture (kandungan air) yang diserap ke dalam pori-pori batu bara menjadi semakin kecil.
- KANDUNGAN ABU: Semakin tinggi nilai kalorinya, maka kadar abu akan lebih rendah.
- VOLATILE MATTER: Batubara berkalori tinggi akan memiliki kandungan volatile matter yang rendah.
- KANDUNGAN SULFUR: Batu bara yang memiliki nilai kalori tinggi, maka kandungan sulfur akan semakin rendah. Jadi, kualitasnya dan keamanannya lebih baik. Sulfur bisa mempengaruhi sifat-sifat pembakaran dan emisi sulfur dapat berpengaruh terhadap lingkungan (terjadi hujan asam).
Kadar kalori yang semakin tinggi maka akan membuat grade dari batubara juga lebih baik. Hal tersebut akan membuat kualitas batubara lebih bagus dibandingkan batu bara berkalori rendah.
Harga batubara sangat tergantung pada kualitas dari batubara itu sendiri. Semakin baik kualitas batubara maka akan semakin mahal harga dari batubara. Oleh karena itu kualitas batubara yang ada harus selalu dijaga agar tidak terjadi perbedaan kualitas dengab kontrak pembelian yang sudah disepakati dengan buyer.
Ketentuan Umum Dalam Kontrak Perdagangan Batubara
Dalam perdagangan bisnis batubara, terdapat beberapa Ketentuan umum yang biasa kita dengar seperti berikut ini:
- Ukuran Ton: Kuantitas batubara yang akan diberi harga akan ditentukan dengan jelas dalam kontrak, baik dalam metrik ton (1.000 kilogram) atau dalam short ton (2000 pon atau setara dengan 0,907 metrik ton).
- British Thermal Unit (BTU): 1 BTU/lb = 0,556 Kkal/kg (sekitar 1055 joule energi)
- Dry Basis: Batubara dihitung memiliki kadar air nol (zero moisture).
- Dry Ash – Free Basis: Batubara dihitung ke kondisi kadar air nol (zero moisture) dan tanpa abu, yaitu pendekatan analitik untuk 'batubara murni'. Hal ini untuk memungkinkan perbandingan batubara yang berbeda karena abu hanya dihasilkan pada pembakaran batubara, tetapi sering digunakan karena kenyamanan.
- Gross As Received (GAR) dan Net as Received (NAR): kontrak dapat menggunakan gross/ nett as received. Seperti disebutkan di atas, perbedaan antara GAR dan NAR mencerminkan panas laten oksigen dan hidrogen yang menurunkan nilai kalor efektif dalam boiler. Untuk membuat perkiraan konversi dari GAR ke NAR: NAR = GAR - 260 kkal/kg.
- Kandungan fix carbon: diukur sebagai persentase dari sampel air dried coal, diperkirakan dengan mengambil perbedaan antara 100 % dan jumlah perkiraan kandungan kadar air, volatile content dan ash content, juga diukur berdasarkan air dried sampel.
- Long Term Contract: mengacu pada kontrak dengan durasi 1 tahun atau kurang.
Post a Comment for "Sekilas Mengenal Bisnis Batubara (Coal Business)"