Penanganan, Stowage, dan Pembawaan Bulk Cargo (Curah) di Atas Kapal
Penanganan, Stowage, dan Pembawaan Bulk Cargo (Curah) di Atas Kapal - Setelah kita membahas jenis-jenis kapal berdasarkan fungsinya, kita dapat mengetahui bahwa terdapat beberapa macam muatan (cargoes) yang dapat dimuat diatas kapal diantaranya adalah Bulk Solids, Bulk Liquids, Kontainer, Refrigerated Cargo, General Cargo, Roll on - Roll off (RoRo) Cargo. Penanganan, pemuatan (stowage) pada beberapa jenis kapal tersebut berbeda-beda dikarenakan jenis properties muatan dan struktur cargo hold kapal.
Dalam hal bulk cargo, Bulk cargo adalah salah satu jenis muatan yang paling banyak diangkut kapal dalam perdagangan internasional. Muatan curah seperti batu bara, bijih besi, biji-bijian, gula, hingga semen membutuhkan perlakuan khusus selama proses penanganan bulk cargo di kapal, mulai dari stowage bulk cargo di ruang palka, proses loading bulk cargo di pelabuhan, hingga pengaturan ventilasi bulk cargo agar tetap aman dan tidak merusak kualitas muatan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai pengertian, fungsi, hingga prosedur penanganan bulk cargo di kapal sesuai standar internasional.
Apa itu Bulk Cargo?
Berbicara mengenai tipe muatan bulk cargo atau muatan curah, permintaan bahan baku dalam bentuk curah terus meningkat. Muatan curah seperti batu bara, bijih besi, biji-bijian, kacang, garam, hingga gula dikirim dari suatu tempat ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan di suatu daerah.
Bulk cargo adalah muatan dalam bentuk curah yang diangkut dalam jumlah besar tanpa dikemas. Jenis muatan ini bisa berupa bahan kering seperti batu bara, biji besi, semen, hingga biji-bijian, maupun bahan cair seperti minyak mentah. Berbeda dengan general cargo, bulk cargo membutuhkan perlakuan khusus dalam proses pemuatan, penyimpanan (stowage), dan pembongkarannya agar tetap aman dan sesuai regulasi internasional.
Desain palka kapal telah berevolusi untuk memaksimalkan kapasitas bersamaan dengan menghasilkan metode pengangkutan yang lebih aman. Badan Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah mengadopsi amandemen Bab XII-SOLAS mengenai safety measure for bulk carriers yang mulai berlaku pada Juli 2004, yang mempengaruhi semua pengangkut muatan curah. Amandemen ini mencakup pemasangan dry space, detektor ketinggian air (water level detector) dan alarm monitor, serta sarana draining dan pemompaan, dan dry space bilge yang terletak di depan 'sekat tubrukan'.
Dalam pemuatan muatan curah ini, terdapat aturan yang berlaku terhadapnya seperti:
- International Code for the Safe Carriage of Grain in Bulk,
- Code of Practice for the Safe Loading and Unloading of Bulk Cargoes (BLU Code),
- Code of Safe Practice for Solid Bulk Cargoes (BC Code), dan
- International Code for the Construction and Equipment of Ships Carrying Dangerous Chemicals in Bulk (IBC Code).
Pemuatan Bulk Cargo (Muatan Curah)
Stowage atau penyusunan muatan merupakan bagian penting dalam pengangkutan bulk cargo. Sangat penting untuk memastikan bahwa kargo muatan curah didistribusikan dengan benar ke seluruh kapal agar struktur tidak mengalami overstressed (tekanan berlebih) dan kapal memiliki standar stabilitas yang memadai. Untuk melakukan dapat melakukan hal tersebut maka nakhoda perlu meminta kepada shipper mengenai informasi tentang muatan yang akan dikirim, seperti stowage factor (SF), riwayat pemindahan (shifting), masalah tertentu, dan lainnya.
Rekomendasi oleh IMO tentang pemuatan (stowage) kargo muatan curah dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Distribusi muatan secara umum tidak boleh berbeda jauh antara bagian depan (fore) dan bagian belakang (aft).
2. Secara umum, material berdensitas tinggi biasanya harus dimuat di ruang kargo palka bawah dibandingkan di ruang kargo 'tween-deck.
3. Bobot maksimum yang disarankan untuk dialokasikan ke cargo space tidak melebihi:
0.9 X LBD
- L : Panjang Palka (m)
- B : Lebar Rata-rata Palka (m)
- D : Draught Summer Load (m)
4. Ketinggian dari cargo pile peak (puncak tumpukan material) tidak boleh melebihi:
1.1 x D x SF
- SF : Stowage Factor (m3/ton)
Loading dan Unloading Bulk Cargo (Muatan Curah)
Proses loading bulk cargo (pemuatan) dan unloading bulk cargo (pembongkaran) merupakan tahapan penting yang memerlukan peralatan serta prosedur khusus agar aman dan efisien. Pada tahap pemuatan, muatan biasanya dimasukkan ke kapal menggunakan conveyor belt, grab crane, atau chute, bergantung pada jenis material yang diangkut. Sementara itu, proses pembongkaran umumnya dilakukan dengan grab crane atau excavator yang ditempatkan di dalam palka muatan.
Hal yang harus diperhatikan dalam Loading dan Unloading Muatan Curah:
- Sebelum memuat, ruang kargo harus diperiksa dan disiapkan untuk jenis muatan curah tertentu yang akan dimuat.
- Ruang kargo harus dibersihkan dan disapu dari jenis muatan sebelumnya jika memiliki jenis muatan untuk diangkut yang berbeda. Bergantung dari permintaan shipper mungkin perlu tambahan ekstra pembersihan jika muatan yang dibawa sangat jauh berbeda dari muatan sebelumnya.
- Crew kapal harus memastikan bahwa saluran bilga, pipa sounding dan saluran pelayanan lainnya di dalam ruang kargo dalam keadaan baik.
- Perhatian khusus diberikan pada bilge well dan strainer plate, yang harus disiapkan secara khusus untuk memfasilitasi drainase dan untuk mencegah masuknya muatan ke dalam sistem bilga.
- Crew kapal harus meminimalkan debu yang masuk dan dapat bersentuhan dengan bagian yang bergerak dari mesin geladak dan alat bantu navigasi eksternal.
- Jika memungkinkan, sistem ventilasi dan sistem pendingin udara di dalam kapal harus ditutup atau disaring untuk meminimalkan masuknya debu ke tempat tinggal atau ruang interior kapal lainnya.
Ventilasi Bulk Cargo (Muatan Curah)
Ventilasi merupakan aspek penting dalam penanganan bulk cargo karena berfungsi mencegah terjadinya kondensasi, kerusakan muatan, hingga timbulnya gas berbahaya di dalam ruang palka. Untuk jenis muatan kering seperti biji-bijian, ventilasi sangat dibutuhkan guna menjaga suhu dan kelembaban agar kualitas muatan tetap terjaga selama pelayaran. Sementara itu, beberapa jenis muatan tertentu seperti batu bara dapat menghasilkan gas berbahaya yang berpotensi menimbulkan risiko keselamatan, sehingga sistem ventilasi harus diatur dan diawasi secara ketat.
Dalam praktiknya, penerapan ventilasi pada kapal pengangkut curah harus mengikuti standar yang ditetapkan dalam International Maritime Solid Bulk Cargoes (IMSBC) Code, sehingga keamanan muatan dan awak kapal dapat terjamin sepanjang perjalanan.
Rekomendasi ventilasi:
- Bila ventilasi terus-menerus diperlukan kargo, maka ventilasi harus dipertahankan selama kargo berada di ruang palka;
- Ruang palka yang memerlukan ventilasi terus-menerus, harus dilengkapi dengan bukaan ventilasi yang dapat tetap terbuka bila diperlukan. Bukaan tersebut harus memenuhi persyaratan Konvensi Garis Muat;
- Ventilasi harus diatur sedemikian rupa sehingga gas, uap, atau debu berbahaya yang keluar tidak dapat mencapai ruang akomodasi dan ruang kerja.
Bulk cargo adalah jenis muatan curah yang memegang peran vital dalam perdagangan global. Namun, penanganan bulk cargo di kapal memerlukan prosedur ketat mulai dari stowage, loading, unloading, ventilasi, hingga konstruksi kapal bulk carrier itu sendiri.
Dengan memahami regulasi dan cara penanganan yang tepat, baik operator kapal maupun awak kapal dapat memastikan keamanan pelayaran sekaligus menjaga kualitas muatan hingga ke pelabuhan tujuan.
Post a Comment for "Penanganan, Stowage, dan Pembawaan Bulk Cargo (Curah) di Atas Kapal"