Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Hidrostatic Curve, Bonjean Curve dan Cross Curve Dalam Rancang Kapal

Mengenal Hidrostatic Curve, Bonjean Curve dan Cross Curve Dalam Rancang Kapal

Mengenal Hidrostatic Curve, Bonjean Curve dan Cross Curve Dalam Rancang Kapal - Dalam merancang suatu kapal, naval archicte atau designer kapal perlu memahami beberapa metode dan prinsip dasar dalam merancang kapal. Dalam hal merancang kapal ini terdapat beberapa kurva yang menjadi dasar untuk menentukan beberapa nilai dan dimensi satuan yang digunakan untuk membangun suatu kapal. Berikut dibawah ini akan dijelaskan apa itu kurva hidrostatik (Hydrostatic Curve), Kurva Bonjean (Bonjean Curve) dan Cross Curve.

Penjelasan Kurva Hidrostatik

Mengenal Hidrostatic Curve, Bonjean Curve dan Cross Curve Dalam Rancang Kapal

Kurva Hidrostatik adalah kurva yang menjelaskan bentuk dan karakteristik dari lambung kapal yang berada di bawah waterline (garis air) sampai muatan penuh dalam air. Dalam kurva Hidrostatik terdapat sembilan belas kurva antara lain adalah:

  1. Displacement Moulded dan Displacement extrim (termasuk kulit) (ton)
  2. Luas bidang midship, luas bidang garis air dan luas permukaan basah (MSA), (WPA) dan (WSA) dengan satuan m2.
  3. Koefisien midship, koefisien garis air, koefisien blok dan koefisien prismatik memanjang dengan notasi Cm, Cw, Cb dan Cp (tanpa satuan).
  4. Jarak titik pusat bouyancy terhadap midship dan dasar kapal, dengan notasi FB dan KB (m).
  5. Jarak titik luasan bidang garis air terhadap midship, dengan notasi FF (m).
  6. Jari-jari metacentra melintang dan memanjang, dengan notasi TBM dan LBM (m).
  7. Tinggi metacentra terhadap dasar kapal, dengan notasi TKM dan LKM (m).
  8. Ton per centimeter, dengan notasi TPC (ton).
  9. Displacement due trim one centimeter, dengan notasi DDT (ton).
  10. Moment to change trim centimeter, dengan notasi MCT (ton m). 

Penjelasan Bonjean Curve

Mengenal Hidrostatic Curve, Bonjean Curve dan Cross Curve Dalam Rancang Kapal

Bonjean Curve adalah Kurva lengkung yang menunjukkan luas station (section) sebagai fungsi Draught (sarat). Bentuk lengkungan ini diperkenalkan oleh seorang sarjana Prancis yang bernama Bonjean pada abad-19. Untuk mengetahui luas dari station sampai tinggi sarat T, dapat dibaca dari gambar kurva lengkung bonjean pada ketinggian sarat T yang sama dengan menarik garis mendatar hingga memotong lengkung bonjean. Kurva lengkung bonjean ini digambar sampai setinggi dek kapal pada setiap station di sepanjang kapal.

Fungsi Kurva Lengkung Bonjean:
  1. untuk mengetahui luas setiap section sepanjang badan kapal pada tinggi sarat tertentu
  2. megnhitung besarnya luas garis air pada sarat tertentu
  3. menghitung volume displacement kapal pada tiap-tiap sarat, baik kapal dalam kondisi rata (Event Keel) maupun dalam keadaan trim atau garis berbentuk Profil gelombang (Wave Profil)
Bentuk dan Maksud Kurva Lengkung pada Bonjean

1. Garis Lurus 

Apabila lengkung bonjean berbentuk garis lurus, hal tersebut menandakan bahwa bentuk station atau penampang kapal berbentuk segiempat. Jadi pertambahan luas tiap sarat air yang sama selalu konstan.

2. Parabola

Ini adalah bentuk station atau penampang segitiga atau melengkung.

3. Parabola diikuti Garis Lurus

Hal tersebut menandakan bahwa bentuk station atau penampang kapal bagian bawah melengkung kemudian atasnya lurus ke atas. Jadi pada awalnya pertambahan luasnya tidak konstan tetapi kemudian pertambahan luasnya menjadi konstan.

Penjelasan Cross Curve

Mengenal Hidrostatic Curve, Bonjean Curve dan Cross Curve Dalam Rancang Kapal

Cross Curve stabilitas digambar untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan garis air dengan perpindahan yang sama pada berbagai sudut miring. Cross Curve adalah satu set kurva dari mana nilai KN untuk satu set nilai sudut tumit konstan pada setiap perpindahan tertentu dapat dibaca. Jadi, kami memiliki kurva untuk sudut 10°, 20° dan seterusnya. Untuk menemukan nilai KN untuk volume perpindahan yang diberikan, perlu menggambar garis vertikal dan membaca nilai di mana garis ini melintasi kurva. Saat ini nilai KN dalam bentuk tabulasi digunakan sebagai pengganti kurva.

Untuk mengetahui stabilitas lajut, tabel yang harus digunakan adalah cross curve. Cross curve adalah metode untuk mengetahui keapungan suatu lambung kapal ketika diolengkan dengan sudut bervariasi. Dalam perhitungan dapat menggunakan beban titik, sehingga dalam stabilitas kapal terdapat 4 titik parameter penting.

Titik Berat (G)

Titik berat terjadi karena berat komulatif benda yang ditempatkan diatas kapal dengan berat kapal sendiri.

Titik apung (B)

Titik apung adalah titik bouyency dari volume lambung kapal. Apabila tidak ada gaya maka titik B dan G akan sejajar.

Titik metasentra (M)

Titik metasentra adalah titik pusat oleng, titik ini terjadi karena terdapat gaya yang membuat kapal oleng.

Titik metasentra bayangan (N)

Titik metasentra bayangan adalah titik vertikal dari metasentra yang diproyeksi sebagai gaya balik ketika terjadi keolengan.

Titik Keel (K)

Titik keel adalah titik lunas atau bagian bawah kapal.

Rumus dasar dari stabilitas adalah:

  • KM = KG + GM
  • KM = KB + BM
  • BM = I / V (inersia/volume)
  • GZ = KN – KG.sinθ

Nilai KN adalah output dari diagram cross curve, sedangkan KG adalah titik berat kapal dan barang bawaan, dan θ adalah besaran sudut oleng

Post a Comment for "Mengenal Hidrostatic Curve, Bonjean Curve dan Cross Curve Dalam Rancang Kapal"

Random Posts