Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Persyaratan dan Prosedur Inclining Test Kapal

Persyaratan dan Prosedur Inclining Test Kapal

Pengertian Inclining Test

(www.kapaldanlogistik.com) Inclining test (pengujian kemiringan kapal) merupakan pengujian pada kapal dengan tujuan untuk mendapatkan berat dan titik berat (Centre of Gravity) kapal kosong. Untuk melakukan pengujian Inclining test ini diperlukan General Arrangement, kapasitas tangki kapal (Tank Capacity Plan), kurva hidrostatik, dan draft mark kapal.

Persyaratan Kondisi Inclining Test

1. Persyaratan Secara Umum Kondisi Inclining Test

  1. Kapal harus sedapat mungkin mendekati penyelesaian tahap akhir. Alat-alat yang digunakan oleh pihak galangan kapal diusahakan sedikit mungkin. Sebelum pengujian, daftar semua barang yang dinaikan ke kapal, untuk dapat diturunkan ke lokasi lain. (Diusahakan agar barang yang belum terpasang di kapal tidak boleh melebihi 2% dan kelebihan beban tidak melebihi 4% dari berat kapal kosong tidak termasuk ballast water. 
  2. Semua barang harus terpasang pada posisinya dan barang yang mudah terseger harus diikat pada tempatnya. Apabila terdapat kemungkinan lebih dari satu penumpukan barang, maka posisi penumpukan barang saat itu harus dicatat.
  3. Kapal harus dibersihkan/ bebas dari sisa muatan, alat kerja, sampah, dan benda-benda lainnya yang tidak diperlukan
  4. Bilge water dan cairan di ruang terbuka harus dibersihkan. Jika pengeringan pada tangki tidak dimungkinkan maka jumlah cairan yang diizinkan harus mendapatkan persetujuan dari surveyor/ peraturan yang berlaku.
  5. Semua tangki harian (Service Tank) dan pipa permesinan harus terisi sesuai dengan kondisi kerjanya.
  6. Hanya personil yang bertugas dalam pengujian Inclining Test yang boleh berada di atas kapal.
  7. Semua ruangan harus aman untuk di inspeksi.

2. Persyaratan Kondisi Tangki pada Inclining Test

  1. Diusahakan agar semua tangki berada dalam kondisi penuh atau kosong. Jumlah tangki yang berisi cairan diusahakan sesedikit mungkin. 
  2. Volume dan Masa jenis cairan dalam tangki harus diketahui. Bentuk tangki yang tidak terisi penuh harus diketahui untuk menentukan pengaruh free surface effect (pengaruh permukaan bebas).
  3. Diusahakan agar tidak terjadi gelembung udara yang menyebar ke seluruh tangki. Semua sambungan antar tangki harus ditutup dan tangki yang kosong harus dikeringkan.

3. Persyaratan Kondisi Mooring Arrangement dan Lingkungan pada saat Inclining Test

Persyaratan Kondisi Mooring Arrangement dan Lingkungan pada saat Inclining Test
  1. Tali tambat harus bebas tegangan pada arah melintang kapal selama pembacaan pengujian akibat adanya perpindahan setiap beban. 
  2. Tidak boleh ada momen yang timbul akibat dari tali tambat. (Sedapat mungkin kapal harus berada ditempat yang tenang, daerah yang terlindung dan bebas dari gaya luar seperti ombak).
  3. Kedalaman perairan di bawah lambung kapal harus mencukupi untuk menjamin bahwa lambung kapal benar-benar bebas dari dasar perairan. (Sebelum pengujian kedalaman perairan harus diukur pada beberapa lokasi untuk mengantisipasi adanya perubahan pasang surut air laut).
  4. Idealnya susunan penambatan (Mooring arrangement) meliputi haluan, buritan pada kedua sisi kapal yang diikat sedekat mungkin dari gari tengah kapal. [seperti pada gambar 1]
  5. Namun lebih sering kapal hanya ditambat dengan tali tambat di haluan dan buritan pada salah satu sisi kapal dan dilengkapi dengan tali tambat silang (Spring Line). [seperti pada gambar 2]
  6. Kapal boleh ditambatkan dengan cara lain namun tetap harus melalui persetujuan surveyor
  7. Apabila terjadi pasang surut air laut, maka pengujian dilakukan pada saat pasang surut air laut yang kecil
  8. Tangga akomodasi harus berada pada posisi disimpang pada tempatnya dan tangga dari darat harus dilepas selama pengujian inclining test. Beberapa buah kabel dan selang yang tersambung dengan kapal diusahakan agar tetap dalam keadaan kendor.
  9. Pengujian tidak boleh dilakukan dengan posisi kapal melintang terhadap arah angin, ombak, dan arus karena akan menyebabkan ketepatan hasil pengujian tidak akurat.

4. Persyaratan Kondisi Beban Kerja pada Inclining Test

  1. Untuk pengujian kemiringan sebaiknya menggunakan beban uji berupa benda padat.
  2. Penggunaan perpindahan air ballast untuk memiringkan kapal harus dihindari kecuali jika tidak memungkinkan untuk memiringkan kapal dengan beban uji yang padat. (Apabila menggunakan perpindahan air ballast, maka prodesur dan perhitungannya harus disetujui oleh surveyor dan peraturan yang berlaku).
  3. Beban uji harus cukup untuk memiringkan kapal paling sedikit 1° (derajat) dan paling besar 4° (derajat) pada setiap sisi kapal terhitung dari posisi awal. (Namun jika tidak memungkinkan untuk mencapai kemiringan sebesar 1° baik dengan menggunakan beban padat atau air ballast, maka dapat diterima sudut kemiringan yang lebih kecil dengan catatan persyaratan simpangan bandul/ selisih tinggi cairan tabung U memenuhi persyaratan pada tabel)
  4. Setiap beban uji harus merupakan beban yang menyatu, terbebas dari air dan dibentuk sedemikian rupa sehingga titik beratnya dapat ditentukan dengan tepat. Dianjurkan agar jumlah beban uji tidak kurang dari 4 buah (kelompok bahan). 
  5. Masing-masing beban uji memiliki berat yang sama dan berada pada posisi yang simetris dan sejajar dengan garis tengah kapal, berada di tempat yang mudah dipindahkan dan mudah pengukuran lengannya.
  6. Setiap beban uji harus diberi tanda dengan diberi nomor identifikasi. 
  7. Beban uji harus ditimbang menggunakan timbangan yang telah dikalibrasi dengan disaksikan oleh surveyor.

5. Persyaratan Kondisi Bandul (Pendulum) Pada Inclining Test

  1. Dianjurkan untuk menggunakan 3 peralatan untuk menentukan kemiringan kapal setelah masing-masing beban dipindahkan ke sisi yang lain, namun sedikitnya 2 peralatan yang harus digunakan, salah satunya adalah menggunakan bandul (pendulum) atau tabung U.
  2. Panjang dan pengaturan bandul atau tabung U harus diatur sedemikian rupa sehingga menjamin ketepatan pembacaan simpangan bandul (pendulum) ataupun perbedaan ketinggian cairan dalam tabung.
  3. Simpangan minimum atau perbedaan ketinggian cairan dalam tabung, ke salah satu sisi kapal dari posisi semula setelah perpindahan seluruh beban uji harus mencapai 15 cm.
  4. Pengujian stabilograf juga dapat diterima dengan catatan kalibrasi dari alat tersebut telah diverifikasi dan disetujui oleh surveyor sebelum pengujian pelaksanaan inclining test. 

6. Persyaratan Kondisi Trim dan Stabilitas Kapal Pada Inclining Test

  1. Kapal harus pada posisi tegak sebelum dimiringkan, diizinkan posisi awal kapal miring asal tidak melebihi 0,50° (derajat).
  2. Trim yang berlebihan harus dihindari untuk beban kapal tertentu pada daerah yang akan mengakibatkan perubahan bentuk bidang garis air (Waterplane shape) pada saat kapal miring. (Kondisi tersebut harus dipertimbangkan dalam menentukan sarat trim yang memadai untuk pengujian)
  3. Personil yang melaksanakan pengujian harus yakin bahwa kapal memiliki stabilitas yang memadai, yaitu stabilitas positif dan tegangan yang timbul masih dapat diterima selama pengujian berlangsung. (Perkiraan Tinggi Metasentra (GM0) paling sedikit adalah 0,20 m)

Prosedur Pengujian Inclining Test dan Pencatatannya

1. Penanggung Jawab

Personil penanggungjawab persiapan dan pelaksanaan pengujian kemiringan harus orang yang ahli dalam bidang pengujian

2. Keakuratan Data

Pengambilan data pengujian kemiringan harus seakurat mungkin dan harus sesuai dengan persetujuan Surveyor

3. Pengukuran Draught dan Massa Jenis Air

  1. Draught/ lambung timbul (freeboard) harus diukur sebelum dan sesudah pengujian untuk meyakini bahwa tidak ada penambahan besar pada kondisi kapal selama pengujian.
  2. Draught/ lambung timbul (freeboard) harus diukur di haluan, tengah dan buritan kapal dari tanda sarat (draft mark) pada kedua sisi kapal. Apabila lambung timbul tidak diukur dari tepi atas garis geladak (dek) pada sisi kapal dari geladak lambung timbul atau pada gading yang sama lokasinya dengan tanda sarat (draft mark), maka lokasi dan data vertikalnya harus dicatat.
  3. Kapal dengan ukuran freeboard rendah harus dilakukan pengukuran draught.
  4. Untuk memeriksa ketepatan pengukuran draught, dianjurkan untuk plot 2 garis air (waterline) berdasarkan pembacaan draught dan dengan yang diukur berdasarkan lambung timbul (freeboard). Bila pengukuran tepat, maka kedua garis air akan berhimpit. Jika kedua garis air tidak berhimpit, maka pengukuran tambahan harus dilakukan.
  5. Sejumlah sample air harus diambil pada lokasi dan kedalaman yang sesuai untuk memperoleh hasil pemeriksaan massa jenis air yang tepat.

4. Pemindahan Beban Uji

Tabel Pemindahan Beban Uji
  1. Urutan perpindahan beban uji dapat dilihat dari tabel diatas
  2. Posisi beban uji harus diberi tanda diatas geladak/ dek untuk menjamin bahwa pemindahan dilakukan dengan konsisten. Jarak pergeseran beban melintang harus sejauh mungkin dan perubahan pada posisi memanjang dan vertikal ketika gerakan dari kiri dan kanan atau sebaliknya harus dihindari.
  3. Jarak bandul (pendulum) harus diukur dari titik pusat ayunan sampai dengan papan untuk pembacaan simpangan.
  4. Pembacaan simpangan bandul (pendulum) atau tabung U pada papan pencatat dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut ini:
    • Pada akhir posisi stabil dari bandul atau kolom cairan setelah berhentinya gerakan kapal akibat pergeseran beban uji
    • Dengan cara menentukan harga rata-rata dari sisa simpangan (osilasi)
  5. Apabila menggunakan peralatan yang lain sudut kemiringan dicatat mengikuti petunjuk dari peralatan tersebut.
  6. Pemeriksaan setiap alat ukur harus dilakukan selama pengujian berlangsung. Pada umumnya penggambaran titik-titik yang merupakan fungsi dari sudut kemiringan dengan momen akibat perpindahan beban akan berada pada garis lurus yang melewati sumbu perpotongan absis dan ordinat (0,0). Apabila terjadi penyimpangan dimana letak titik-titik tidak berada dalam suatu garis lurus, maka simpangan dan momen harus diperiksa dan dikoreksi sebelum perpindahan beban uji berikutnya.
  7. Personil pelaksana diinstruksikan tetap di tempat tugasnya ketika sedang dilakukan pembacaan data kemiringan kapal, tali tambat, kabel dan selang yang terhubung dengan kapal harus berada dalam keadaan kendor setelah beban dipindahkan sampai seluruh pembacaan data kemiringan kapal selesai dilaksanakan.

5. Data Penting Lainnya

  1. Jika memiringkan kapal dilakukan dengan cara perpindahan air harus dimungkinkan untuk mengevaluasi dengan tepat berat dan titik berat cairan yang dipindahkan hal ini terkait dengan kemiringan dan trim kapal.
  2. Kondisi cuaca antara lain kecepatan dan arah angin diperiksa apakah telah sesuai dengan posisi kapal, kondisi gelombang, temperatur udara dan air.

6. Penundaan Pengujian

  1. Jika selama pelaksanaan pengujian ketentuan sebagaimana tersebut diatas tidak terpenuhi, maka Surveyor yang hadir harus memberitahu penanggungjawab pengujian bahwa hasil pengujian tidak dapat diterima.

7. Pelaporan dan Analisa Data Kapal Kosong

  1. Galangan/ shipowner harus menyatukan data yang diperoleh selama pengujian ke dalam pelaporan yang menyeluruh, yang dapat berupa gabungan dengan analisa data kapal kosong. Hasil pembacaan yang tidak digunakan pada analisa data kapal kosong. Hasil pembacaan yang tidak dapat digunakan pada analisa akhir harus tetap tercantum dalam pelaporan.
  2. Surveyor harus menjamin bahwa data yang diberikan dalam laporan adalah sesuai dengan diperoleh selama pengujian dan ditandatanganinya.
  3. Pelaporan dan analisa pengujian Inclining Test, yang digabung atau terpisah harus ditelaah sebagai dasar persetujuan informasi stabilitas kapal.

Post a Comment for "Persyaratan dan Prosedur Inclining Test Kapal"

Random Posts