Penjelasan Tentang ISM Code dan 16 Elemen di Dalamnya
Penjelasan Tentang ISM Code dan 16 Elemen di Dalamnya - Keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut menjadi dua aspek vital dalam dunia maritim internasional. Salah satu instrumen utama yang dirancang untuk memastikan hal tersebut adalah ISM Code. Dalam dunia pelayaran, ISM Code adalah sistem manajemen keselamatan internasional yang bertujuan memastikan kapal dioperasikan secara aman dan mencegah pencemaran laut akibat kelalaian manusia atau kegagalan sistem manajemen.
Diterapkan secara global oleh International Maritime Organization (IMO), ISM Code kapal berlaku untuk hampir semua jenis kapal niaga dan menjadi dasar dalam audit keselamatan dan prosedur pemeriksaan pelayaran. Bagi awak kapal, perwira, hingga perusahaan pelayaran, memahami 16 Elemen ISM Code menjadi kunci untuk menjawab pertanyaan dalam ISM Code Interview, serta membuktikan bahwa sistem keselamatan yang diterapkan sudah berjalan efektif.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai Tujuan ISM Code, penjelasan masing-masing elemen penting di dalamnya, serta manfaat implementasi kode ini dalam operasional kapal sehari-hari.
Apa Itu ISM Code?
ISM Code atau International Safety Management Code adalah sebuah kerangka kerja internasional yang ditetapkan oleh IMO untuk memastikan keselamatan operasi kapal dan mencegah pencemaran laut. Kode ini diadopsi oleh IMO melalui Resolusi A.741(18) dan diberlakukan secara wajib melalui SOLAS Chapter IX sejak tahun 1998.
Secara garis besar, ISM Code adalah sistem yang mewajibkan perusahaan pelayaran untuk membentuk, mengembangkan, dan menerapkan Safety Management System (SMS). Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan bahwa semua risiko yang berkaitan dengan keselamatan kapal dan perlindungan lingkungan dapat diidentifikasi dan dikendalikan secara sistematis.
Tujuan ISM Code
Penerapan ISM Code bukan sekadar formalitas, melainkan fondasi penting bagi budaya keselamatan di industri pelayaran. Berikut ini beberapa tujuan ISM Code:
- Menetapkan standar internasional untuk manajemen keselamatan kapal dan pencegahan pencemaran laut.
- Mendorong perusahaan pelayaran untuk bertanggung jawab dalam pengoperasian kapal secara aman.
- Meningkatkan kesadaran akan risiko dan pentingnya prosedur kerja aman.
- Memberikan kerangka kerja untuk pelatihan, pelaporan, dan evaluasi prosedur operasional kapal.
Dengan kata lain, ISM Code tidak hanya mengatur kapal secara teknis, tetapi juga menekankan pentingnya aspek manusia dan manajerial dalam pengoperasian kapal.
16 Elemen ISM Code dan Penjelasannya
Dalam struktur ISM Code kapal, terdapat 16 elemen ISM Code utama yang menjadi pilar dalam membangun sistem manajemen keselamatan yang efektif. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing elemen:
Element 1 ISM Code: General
Bagian ini menjelaskan definisi penting yang menjadi dasar dalam penerapan ISM Code. ISM Code sendiri merupakan kode internasional yang mengatur manajemen keselamatan dalam pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran laut, sebagaimana diadopsi oleh IMO. Dalam kode ini, yang dimaksud dengan Company adalah pemilik kapal atau entitas lain seperti manajer atau penyewa kapal yang telah menerima tanggung jawab operasional kapal dari pemiliknya. Sementara itu, Administration adalah pemerintah dari negara bendera kapal.
Definisi lainnya mencakup Safety Management System (SMS) sebagai sistem terstruktur dan terdokumentasi yang digunakan oleh perusahaan untuk menerapkan kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan. Dokumen utama yang digunakan sebagai bukti kepatuhan adalah Document of Compliance (DOC) untuk perusahaan dan Safety Management Certificate (SMC) untuk kapal. Kode ini juga menjelaskan istilah penting lainnya seperti non-conformity, major non-conformity, objective evidence, serta observation yang digunakan dalam proses audit dan verifikasi.
Tujuan utama dari ISM Code adalah:
- menjamin keselamatan pelayaran,
- mencegah cedera dan kehilangan nyawa manusia,
- menghindari kerusakan pada lingkungan dan properti.
Untuk itu, sistem manajemen keselamatan perusahaan harus menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan mengintegrasikan panduan serta standar yang direkomendasikan oleh organisasi maritim internasional, klasifikasi, dan otoritas negara.
Element 2 ISM Code: Safety and Environmental-Protection Policy
Perusahaan wajib memiliki kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan yang jelas dan terdokumentasi. Kebijakan ini menjadi panduan utama dalam pelaksanaan kegiatan operasional kapal. Tujuan kebijakan ini adalah untuk mencapai sasaran yang telah disebutkan dalam bagian sebelumnya, seperti keselamatan personel, perlindungan lingkungan laut, serta pengoperasian kapal yang aman.
Kebijakan ini harus dijalankan dan dipelihara secara konsisten di semua tingkatan organisasi, baik yang berbasis di darat maupun di atas kapal. Artinya, setiap individu dalam perusahaan, termasuk kru kapal, harus memahami dan berkomitmen terhadap pelaksanaan kebijakan ini dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Element 3 ISM Code: Company Responsibilities and Authority
Jika entitas yang bertanggung jawab atas pengoperasian kapal bukan pemilik aslinya, maka pemilik wajib melaporkan informasi lengkap mengenai entitas tersebut kepada pihak administrasi. Perusahaan juga harus menetapkan dan mendokumentasikan tanggung jawab, wewenang, serta hubungan antar personel yang melaksanakan tugas-tugas yang memengaruhi keselamatan dan pencegahan pencemaran.
Lebih lanjut, perusahaan bertanggung jawab untuk menyediakan sumber daya dan dukungan yang memadai dari darat agar personel yang ditunjuk dapat menjalankan tugas mereka secara efektif. Hal ini menjadi landasan penting agar pengelolaan keselamatan tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga operasional di lapangan.
Element 4 ISM Code: Designated Persons (DPA)
Untuk menjamin operasi kapal yang aman dan menjadi penghubung antara kantor pusat dan kapal, perusahaan harus menunjuk satu atau lebih Designated Person Ashore (DPA). DPA memiliki akses langsung ke manajemen tertinggi dan bertanggung jawab untuk memantau aspek keselamatan serta perlindungan lingkungan dari operasi setiap kapal.
DPA juga bertugas memastikan bahwa sumber daya dan dukungan dari darat tersedia dan mencukupi sesuai dengan kebutuhan operasional kapal. Fungsi ini penting agar komunikasi antara pihak darat dan awak kapal berjalan lancar serta semua masalah keselamatan dapat ditangani secara tepat waktu.
Element 5 ISM Code: Master’s Responsibility and Authority
Perusahaan wajib mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab dan wewenang nakhoda. Nakhoda bertugas melaksanakan kebijakan keselamatan dan lingkungan perusahaan, memotivasi awak kapal agar mematuhi kebijakan tersebut, mengeluarkan perintah yang jelas, dan memastikan bahwa seluruh ketentuan SMS dipatuhi.
Selain itu, nakhoda harus melakukan peninjauan berkala terhadap sistem manajemen keselamatan di kapal dan melaporkan setiap kekurangan kepada manajemen darat. Sistem ini juga harus menegaskan bahwa nakhoda memiliki overriding authority untuk mengambil keputusan dalam situasi kritis yang berkaitan dengan keselamatan kapal dan lingkungan.
Element 6 ISM Code: Resources and Personnel
Perusahaan harus menjamin bahwa nakhoda memiliki kualifikasi yang memadai, memahami sistem manajemen keselamatan, dan mendapat dukungan yang cukup untuk menjalankan tugasnya. Setiap kapal harus diawaki oleh personel yang bersertifikat, memenuhi syarat medis, dan sesuai dengan peraturan nasional maupun internasional.
Selain itu, perusahaan wajib menyusun prosedur pelatihan dan familiarisasi bagi personel baru atau yang berpindah tugas. Pelatihan ini mencakup pemahaman terhadap sistem manajemen keselamatan dan peraturan yang berlaku. Perusahaan juga harus menjamin bahwa semua personel dapat berkomunikasi dengan efektif serta memahami informasi keselamatan dalam bahasa kerja yang dimengerti oleh kru.
Element 7 ISM Code: Shipboard Operations
Untuk setiap operasi penting di atas kapal yang menyangkut keselamatan dan perlindungan lingkungan, perusahaan harus menyusun prosedur, rencana, dan instruksi (termasuk checklist jika diperlukan). Setiap tugas harus didistribusikan kepada personel yang memiliki kompetensi sesuai. Tujuannya adalah agar semua operasi berjalan dengan aman dan konsisten terhadap kebijakan perusahaan.
Element 8 ISM Code: Emergency Preparedness
Perusahaan harus mengidentifikasi kemungkinan keadaan darurat di kapal dan menetapkan prosedur untuk menghadapinya. Selain itu, program latihan dan simulasi harus dirancang dan dilaksanakan secara berkala agar kru dapat merespons secara efektif.
Sistem manajemen keselamatan juga harus menyediakan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi perusahaan merespons kejadian darurat dan kecelakaan pada setiap waktu, termasuk insiden yang melibatkan kapal.
Element 9 ISM Code: Reports and Analysis of Non-Conformities, Accidents and Hazardous Occurrences
Sistem manajemen keselamatan harus memuat prosedur pelaporan untuk kejadian yang tidak sesuai (non-conformities), kecelakaan, dan kondisi berbahaya. Setiap laporan harus dianalisis untuk tujuan perbaikan dan pencegahan berulangnya kejadian serupa.
Selain itu, perusahaan wajib menyusun prosedur pelaksanaan tindakan korektif yang menyeluruh, termasuk tindakan pencegahan.
Element 10 ISM Code: Maintenance of the Ship and Equipment
Perusahaan harus menetapkan prosedur pemeliharaan kapal agar sesuai dengan ketentuan peraturan dan standar teknis tambahan yang ditetapkan perusahaan. Inspeksi berkala harus dilakukan, dan setiap ketidaksesuaian harus dicatat serta diperbaiki.
Peralatan yang dapat menyebabkan situasi berbahaya jika gagal harus diidentifikasi, diuji secara berkala, dan dimasukkan dalam rutinitas pemeliharaan. Semua aktivitas tersebut harus didokumentasikan.
Element 11 ISM Code: Documentation
Perusahaan wajib menjaga kontrol terhadap semua dokumen yang berkaitan dengan sistem manajemen keselamatan. Dokumen yang valid harus tersedia di lokasi terkait, perubahan hanya boleh disetujui oleh personel yang berwenang, dan dokumen lama harus segera dihapus.
Dokumentasi dapat dikumpulkan dalam satu manual yang disebut Safety Management Manual dan harus tersedia di atas kapal dalam bentuk yang mudah dipahami dan digunakan oleh kru.
Element 12 ISM Code: Company Verification, Review and Evaluation
Audit internal harus dilakukan baik di kantor maupun di atas kapal setiap 12 bulan untuk mengevaluasi kesesuaian aktivitas terhadap sistem manajemen keselamatan. Dalam kondisi luar biasa, audit dapat ditunda maksimal 3 bulan.
Evaluasi berkala terhadap efektivitas sistem harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan. Auditor harus independen dari area yang diaudit, dan semua hasil audit serta tindakan korektif harus didistribusikan kepada personel yang relevan.
Element 13 ISM Code: Certification and Periodical Verification
Kapal harus dioperasikan oleh perusahaan yang memiliki Document of Compliance (DOC). DOC berlaku maksimal lima tahun dan diverifikasi setiap tahun. Dokumen ini dikeluarkan oleh Administrasi atau organisasi yang diakui.
Safety Management Certificate (SMC) juga berlaku lima tahun dan memerlukan verifikasi antara pada tahun ke-2 atau ke-3. Jika ditemukan pelanggaran besar atau verifikasi tidak dilakukan, sertifikat dapat dicabut.
Element 14 ISM Code: Interim Certification
Interim DOC dapat dikeluarkan untuk perusahaan baru atau ketika menambahkan jenis kapal baru. Sementara itu, Interim SMC dapat diberikan untuk:
- Kapal baru saat diserahkan,
- Ketika perusahaan mengambil alih kapal,
- Saat kapal berganti bendera.
Kedua sertifikat ini memiliki masa berlaku terbatas (12 bulan untuk DOC, 6 bulan untuk SMC) dan hanya dapat diperpanjang dalam keadaan khusus.
Element 15 ISM Code: Verification
Semua bentuk verifikasi harus dilakukan sesuai prosedur yang dapat diterima oleh administrasi, dengan mengacu pada pedoman IMO. Proses ini mencakup audit sistem, pemeriksaan dokumen, dan verifikasi implementasi di atas kapal.
Element 16 ISM Code: Forms of Certificates
Bentuk sertifikat seperti Document of Compliance, Safety Management Certificate, dan sertifikat interim harus sesuai dengan format dalam lampiran ISM Code. Jika menggunakan bahasa selain Inggris atau Prancis, maka harus disertai terjemahan ke salah satu dari dua bahasa tersebut. Kapal juga dapat diberikan pembatasan operasi yang dicantumkan dalam sertifikat berdasarkan isi sistem manajemen keselamatan.
Penerapan ISM Code menjadi fondasi dalam membangun budaya keselamatan dan tanggung jawab lingkungan di dunia pelayaran. Dengan memahami ISM Code adalah sistem manajemen yang terstruktur dan mencakup 16 elemen ISM Code, pelaku industri maritim dapat mengurangi risiko kecelakaan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi internasional.
Bagi siapa pun yang bekerja di sektor pelayaran—baik sebagai pelaut, operator, maupun manajemen darat—pengetahuan mendalam tentang Tujuan ISM Code, fungsinya di kapal, serta kesiapan menghadapi ISM Code Interview menjadi hal mutlak yang harus dikuasai. Implementasi yang baik dari ISM Code bukan hanya mencerminkan kepatuhan, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan laut.
Post a Comment for "Penjelasan Tentang ISM Code dan 16 Elemen di Dalamnya"